Mabuhay Philippines

31/05/2015 § 3 Komentar

P1040492

Ketika menuliskan postingan ini, saya sedang di rumah dan melihat foto-foto ketika mengikuti kegiatan Initiative of Change International: 3rd Asia Pasifik Life Matters Course di Pagadian, Philipina kemarin. Kangen banget. Kangen sama teman-teman, sama kegiatannya. Kangen semuanya.

Awalnya, saya mau nulis kegiatan selama di Philipina satu hari, satu postingan. Tapi, memang kegiatan di sana padat sekali, dan ketika ada waktu luang; saya memilih untuk ngobrol-ngobrol sambil karaokean, main kartu, ngopi, ngeteh, nyemil bahkan sampai berenang bareng, atau ngobrol-ngobrol aja sama mereka. Seru sekali!

Allah kasih saya kesempatan untuk bisa menjadi delegasi Indonesia untuk kegiatan internasional ini. Alhamdulillah. Ya, saya akui, begitu banyak cerita yang saya lalui untuk sampai ke sini.

Let’s start…

 

Senin, 11 Mei 2015

Saya berangkat menuju Philipina hari Senin. Jadwal keberangkatan saya adalah 19:40 dari Soekarno Hatta dengan Tigerair. Tapi, saya memutuskan untuk berangkat dari rumah jam 15.30. Saya takut macet. Actually, because this is my first international flight, so i’m feel panic. HAHA.

Saya berangkat sendiri menuju bandara, ya tanpa keluarga saya, karena papa saya memutuskan untuk nggak bolos kerja, sehingga orang rumah nggak ada yang bisa antar saya. Saya mandi, sholat ashar, lalu taksi yang sudah di pesan mama saya datang juga. Sebelum berangkat, saya pamitan dengan mama, Obi dan Ica, sempat baper sih, Nangis segala.

Selama di taksi, mas-mas taksinya baik, dia mengajak saya ngobrol, saya jadi GR (Yailah tukang taksi nggak ngajak anda ngobrol doang kali Na). Lalu, saya diturunkan di terminal 2d. Sampai sana, saya langsung turun taksi, bayar, dan mengendong tas yang sebelumnya sudah saya timbang berkali-kali biar nggak melebihi 10 kg. Sejujurnya, saya ada kali 3 jam packed my clothes, just because i don’t wanna pay the baggage. Demi pengiritan. Hehehehe.

P1040350

di Soetta, sendirian. fotonya ngeblur. pfft

 

Lalu, teman saya dari UIN Bandung sampai di bandara jam 17.30. So, kami memutuskan untuk ke Tigerair office, menukarkan tiket yang sebelumnya sudah kami beli by online.  Setelah itu, kami ke kantor imigrasi Indonesia dan langsung masuk ke gate yang di tuju. Kami sempat duduk dahulu, makan bekal dari mama saya. Lalu mulai nunggu pesawat dengan sholat magrib di musollanya Tigerair. Sempat nunggu pesawat sambil buka social media dan balesin chat dari line dan whatsapp. Hehe mumpung masih bisa internetan. Oke, ada panggilan pesawat sudah ready. Saya langsung pamitan di grup Hartono, yaitu grup keluarga. Minta doa.

P1040361

menukarkan tiket online ke boarding pass

P1040370

saya bersama kak Ukoy dari UIN Bandung

 

Sampai di Singapura sekitar jam 10 malam, hal pertama yang saya lakukan ketika sampai Singapura adalah ngisi botol minum. Haus banget. Setelah itu, ke toilet, gosok gigi dan ke counter untuk nanya lokasi dimana tempat menuju penukaran tiket pesawat Tigerair menuju Manila.

Singapore's night

Singapore’s night

P1040396

P1040401

P1040407

Duh, saya norak banget. Saya foto-foto mulu di Changi Airport. Oke, saya nggak foto diri saya kok. Fotoin bandaranya aja. Memang benar kata orang-orang, termasuk papa saya; dia bilang kalau Singapura punya bandara yang nyaman dan aman. Sebelum kita masuk ke imigrasi Singapura, kita harus ngisi selembar kertas data gitu. Warna putih. Nggak perlu bingung ketika mengisinya, karena Cangi Airport sudah menyediakan contohnya dengan berbagai bahasa, salah satunya bahasa Indonesia. Setelah mengisi kita bisa langsung mengantri di imigrasi. Kebetulan petugas imigrasinya orang Indonesia, dia nanya: “Mau ke Philipina? Ngapain?” saya cuma bilang: “Jalan-jalan, hehe.” Saat itu jam 11.30 waktu Singapura. Kami langsung tukar tiket ke Tigerair menuju Philipina. Saat itu saya exited banget.

kertas yang harus kita isi sebelum masuk ke imigrasi Singapura

kertas yang harus kita isi sebelum masuk ke imigrasi Singapura

contoh-contoh pengisian dengan berbagai bahasa

contoh-contoh pengisian dengan berbagai bahasa

 

Selasa, 12 Mei 2015

Btw, wifi di Cangi Airport kenceng banget! Maka, menuju penerbangan berikutnya pukul 00:55 saya sambil searching plus take some photo. Selama menunggu, saya dan teman makan roti yang memang teman saya bawa dari Indonesia. Minumnya? Ya ambil di bandara hehe gratis. Lalu kami ke gate 30 untuk penerbangan ke Manila. Sampai sana sudah banyak penumpang yang menunggu. Ramai sekali, walu tidak seramai penumpang dari Jakarta menuju Singapura tadi malam. Singkat cerita para penumpang sudah dipanggil untuk segera memasuki pesawat. Yeay menuju Manila!

Bandara Singapura memang menarik sekali

Bandara Singapura memang menarik sekali

Kebtulan saya duduk 14F, berarti di sebelah jendela. Saya selalu suka duduk dipinggir, bisa lihat keadaan di luar. Hehe. Jam segini, biasanya saya sudah tidur; maka selama di pesawat saya tidur. Berdasarkan jadwal, akan sampai Manila pukul 04:35. Wait us Manila!

Pesawat sudah hampir sampai Manila, kami diberikan kertas yang harus diisi untuk sampai ke Philipina. Kertas tersebut adalah sebuah formulir kecil yang harus diisi apakah kita memiliki penyakit tertetu.

sampai juga di Manila!

sampai juga di Manila!

 

Lalu tiba-tiba:

“Hai, kalian dari Indonesia ya?”

“Hai iya”

“Mau kemana?”

“Kita mau ke Pagadian, kamu? Btw, namanya siapa?”

“Aku Riska, mau ke Palawan.”

“Hai, Gerhana. Yuk, bareng Ris.”

Jadi, kami ketemu sesama Indonesian yang juga baru pertama kali menginjakkan kaki di Ninoy Aquino International Airport, Manila. Riska adalah anak UI yang lagi mau mengikuti summer’s school di Palawan. Hasil search di Google, Palawan adalah salah satu provinsi di Philipna yang keren banget! Wong ada gambar besar di bandara yang memarkan Palawan. Parah, bagus banget! Semacam Raja Ampatnya Indonesia kali ya. Ya walaupun saya belum pernah ke Raja Ampat sih, heheh.

Lalu kami berjalan ke luar menuju imigrasi Philipina. Saat pengecekan paspor, salah satu petugas bertanya: “This is Indonesian pasport? Waw so cute!” Ya, memang paspor Indonesia lucu banget, pernuh gambar-gambar tentang flora fauna Indonesia gitu. Warnanya pastel imut gitu. Bangga banget bisa menggunakan paspor Indonesia yang lucu gini.

Riska memutuskan untuk ke money changer untuk menukarkan dollar-nya ke peso. Saya sih sudah punya simpanan peso yang saya tukar di salah satu mall di Tangerang. Ketika Riska ke money changer, saya dan teman saya ke toilet, dan bergantian menjaga tas sambil mencash hp di suatu tempat yang memang disediakan Ninoy Aquino International Airport, Manila. Saat itu, sudah masuk waktunya sholat Shubuh, lau saya memutuskan untuk sholat dahulu. Ya, you know lah, Philipina merupakan negara dengan mayoritas non-Islam. Sehingga di bandaranya tidak ada musolla, alhasil; saya dan teman saya sholat di depan mesin ATM. Kami dipinjamkan sajadah dari sesorang dari Malaysia. Ibu-ibu itu baik sekali. Dia sempat bertanya: “Are you moslem? From Malaysia?” Lalu saya jawab: “Ya, i’m moslem from Indonesia.” Dengan bermodalkan aplikasi kompas yang memang sudah saya download sewaktu di Indoensia, kami mulai sholat. Rasanya? Bangga senang banget bisa bertemu sesama saudara muslim yang baik gini. Hehe.

Kami memutuskan untuk segera menuju terminal 3 untuk penerbangan domestik ke Pagadian. Saat itu jam 5 lewat, bus bandara hanya lewat setengah jam sekali. Kami telat rupanya. Dari pada haru menunggu bus pukul 5.30, kelamaan. Karena penerbangan kami selanjutnya pukul 7.10. Finally, kita memutuskan untuk naik taksi. Yoi, taksi Manila. Hehe.

taksi dari terminal 1 (penerbangan internasional) NAIA ke terminal 3 (penerbangan domestik)

taksi dari terminal 1 (penerbangan internasional) NAIA ke terminal 3 (penerbangan domestik)

Saya duduk di sebelah supir taksi. Kak Ukoy kebdan Riska di belakang. FYI aja, di Philipina supirnya duduk di sebelah kiri, beda sama Indonesia. Di taksi, supir taksinya sok akrab gitu. Ngajak ngobrol mulu, kita sih senang-senang aja di kenalin dengan Manila. Ternyata Manila mirip Jakarta banget! Penuh gedung-gedung tinggi, fly over, ramai karena kebetulan saat itu hari Selasa dan banyak orang yang mau berangkat kerja.

Riska turun di terminal 2, sehingga Riska turun duluan. Lalu Riska minta nomor saya. Kita tukeran nomor, dan… kita foto bareng depan terminal 2, yang fotoin supir taksinya. Seru bisa ketemu sesama Indoneia di negeri orang, karena jadi ada teman patungan taksi, satu orang 100 peso. Eh nggak deng, serunya karena bisa akrab gitu; padahal masih kawasan Asia Tenggara ya. Gimana kalau nanti di Eropa? Pasti lebih seru.

Sampai juga di terminal 3 Ninoy Aquino International Airport. Terminal ini untuk pernabangan domestik, Wah rame banget-banget deh di sini. Dan ketka sampai di sini, antrian untuk masuk bandara sudah panjang. Lalu kami mulai mengambil barisan juga. Saya melihat kalau Philiipina sama kaya Indonesia. Muka-mukanya kaya orang Indonesia, bedanya mereka nggak bisa bahasa Indonesia aja. Makanya ketika kami ngomongin orang pakai bahasa Indonesia pun nggak bakal ada yang merasa diomongin. Hihihi.

terminal 3 NAIA

terminal 3 NAIA

orang-orang Philipina yang lagi antri masuk masuk bandara juga

orang-orang Philipina yang lagi antri masuk masuk bandara juga

Lalu, kami langsung cari kantornya Cebu Pacific Air untuk menukar tiket yang sudah kami beli online. Ketemu! Ramai banget. Lalu untuk memastikan apakah ini lokasi penukaran tiket untuk ke Pagadian; saya bertanya ke salah satu orang yang sedang mengantri juga. Tapi dia Cuma geleng-geleng, kayanya dia nggak bisa bahasa inggris. Atau dia takut sama saya? Oke bukan alasan kedua pastinya.

Kami bertanya ke salah satu mba-mba Cebu Pacific Air dan langsung ditunjukkan counter Pagadian. Untung nggak seramai counter mba-mva yang saya tanya tadi. Setelah dapat tiket, kami langsung ke gate 5. Bandara Ninoy Aquino International besar banget, sehingga kita perlu berjalan jauh. Sampai di gate 133, orang-orang menuju Pagadian ternyata sangat banyak. Saat itu pukul 6.30 sehingga kami perlu menunggu setengah jam. Bangku nggak ada yang kosong. Berdiri. Untung saya punya traveling soul yang tinggi. Halah.

boarding pass menuju Pagadian! Yeay!

boarding pass menuju Pagadian! Yeay!

bis yang akan mengantar kita menuju pesawat

bis yang akan mengantar kita menuju pesawat

di dalam bis Cebu Pacific Airlines menuju pesawat

di dalam bis Cebu Pacific Airlines menuju pesawat

pesawat yang akan mengantarkan ke Pagadian

pesawat yang akan mengantarkan ke Pagadian

Ada seroang ibu-ibu yang bertanya kepada saya pakai bahasa Philipina, saya bilang: “English please.” Ternyata dia kira saya orang Philipina. Lucu banget. Ya itru tadi, wajah Philipina dan Indonesia tidak jauh. Wah, pesawat Cebu sudah tiba, kami mulai memasuki lapangan penerbangan, namun karena pesawat yang akan kami naiki jauh, maka kita naik bis Cebu menuju pesawat. Seru sekali!

Yeay, tiba di pesawat Cebu. Saya duduk di 15C, yah nggak kebagian dipinggir jendela. Pesawat Cebu Pacific Air hari tersebut, bagi saya kurang seenak Tigerair. Habis kursi duduknya nggak empuk. *persoalan. Jadwal tiba saya di Pagadian adalah jam 9, maka saya memutuskan untuk tidur saja, karena memang saya baru tidur sebentar tadi malam.

Pilot sudah memberitahu kalau kita akan tiba di Pagadian, saya excited sekali! Alhamdulillah pesawat tiba dengan lancar, saya lihat jendela; pemandangan yang hadir adalah persawahan. Oke, ini di sini memang bukan bandara yang besar, dan hanya satu pesawat yang melayani, Cebu Pacific Air saja.

P1040863

bandara Pagadian

 

Sampai di bandara, saya dan kak Ukoy langsung ke luar bandara, tenyata sudah di jemput oleh para panitia yang membawa kertas dengan tulisan: APLMC 2015. Kami di sambut dengan suka cita, ya walaupun masih jet lag gitu hehe, perjalanan jauh dari Indonesia. Kami berbincang banyak hal saambil menunggu delegasi dari negara lain. Akhirnya sudah kumpul semua, saya berkenalan dengan Nghiya dari Vietnam, Sigh dari India, Dinna dari Kamboja, Soe Fung dari Taiwan dan Tony, Siti, Ding dari Philipina. Kami naik ke dalam mobil besar yang sudah disediakan panitia menuju penginapan.

Jadi penginapannya serperti apa, Na? Kamu ngapain aja di sana? Teman-temannya seru, nggak?

Tunggu postingan selanjutnya ya! Hehehe.

 

Mabuhay Philippines!*

 

*mabuhay = selamat datang

Tagged: , , , , , , ,

§ 3 Responses to Mabuhay Philippines

Tinggalkan komentar

What’s this?

You are currently reading Mabuhay Philippines at All The Things.

meta